Sabtu, 01 Juni 2013

Metro

Sutradara: Anton Megerdichev, 2013


Bagi kalian pecinta film bertema bencana mungkin masih ingat dengan film sekitar tahun 90-an berjudul Daylight (1996). Kini, bertahun- tahun kemudian, industri film Rusia memiliki Daylight versi mereka. Seingat saya Daylight, yang diperankan aktor Sylvester Stallone, mengisahkan manusia yang terjebak di dalam terowongan bawah tanah akibat ledakan gas dari sebuah truk yang sedang melaju di dalam terowongan tersebut. Sedangkan, Metro menceritakan manusia terjebak di terowongan kereta api bawah tanah akibat luapan air. Mengambil lokasi utama terowongan bawah tanah, itulah kemiripan 2 (dua) film ini tetapi bagaimana membawa alur ceritanya lebih intens untuk ditonton sampai penghujung, inilah yang menjadi pertanyaan besar bagi Metro.

Adalah sebuah bunker militer yang dibuat sekitar tahun 1950-an. Entah alasan apa bunker yang belum selesai dikerjakan ini akhirnya menjadi stasiun kereta api bawah tanah, subway begitu istilah orang barat menyebutnya. Alhasil, terowongan rahasia yang dibangun Stalin berubah tujuan menjadi Stasiun Borodinskaya dimana letaknya tepat berada dibawah Sungai Swiss. Singkat cerita, 50 tahun kemudian,  tiap harinya stasiun kereta api ini selalu ramai dipadati oleh para penumpang yang menggunakan jasa transportasi ini untuk memulai aktivitas mereka masing- masing. Namun, keadaan berkata lain. Pukul 8 pagi derasan air dari atas membanjiri terowongan tersebut dan penumpang yang terjebak disana berupaya menyelamatkan diri mereka masing- masing.   
  
Kesan pertama kali yang saya dapatkan ketika melihat poster diatas bahwa film Metro ini -yang dalam bahasa Rusia adalah Metpo- menyajikan adegan dengan efek spesial dahsyat yang tak mau kalah dengan film- film Hollywood. Memang terbukti tetapi dengan catatan hanya dalam durasi 30 menit pertamanya saja Metro unjuk gigi. Momen kecelakaan kereta api di rekam maha dahsyat se-dahyat manusia yang tercerai berai saling tumpuk menumpuk baik di dalam dan diluar kereta api dengan balutan slow motion. Setelah 30 menit pertamanya film ini makin datar dan menurun. Bahkan belum sebanding dengan alur cerita yang sudah dibuat oleh Leslie Bohem, penulis naskah Daylight (1996). Adegan greget dan humor yang diselipkan ditengah- tengah cerita terlihat biasa saja, sudah pernah saya tonton di film-film yang lain.

Untuk menambah unsur sisi dramanya duo penulis naskah, Denis Kuryshev dan Viktoriya Yevseyeva menempatkan kisah perjalanan keluarga Andrew. Selama 12 belas tahun bahtera rumah tangganya berjalan normal tetapi yang tidak diketahui oleh dirinya kalau istrinya telah berselingkuh dengan pria lain. Ketika suami dan putrinya terjebak dalam terowongan tersebut tanpa tahu apakah masih hidup atau sudah meninggal. Disinilah posisi adegan aksi yang dahsyat tadi berganti mulai merekam hubungan batin antara seorang ibu dengan anaknya. Seorang pencopet yang tetap mencuri walau saat kemalangan, orang yang sok jagoan, seorang penolong yang dibutuhkan, seorang pemuda yang terlibat kasih asmara dengan seorang cewek, bahkan seorang penakut. Itulah gambaran beberapa tokoh karakter yang lagi- lagi mengulang resep yang sama dalam sebuah film bertema disaster. Akhir kata, Metro mungkin dapat mengobati rasa rindumu menonton orang- orang yang terjebak dalam satu lokasi tetapi mungkin juga dapat menipumu karena embel angka 21.12.12  disaat yang bersamaan.

0 komentar:

Posting Komentar